Aku berjalan memasuki sekolah dengan perasaan kesal. Sungguh saku sangat ingin memarahi Matty habis habisan. Bagaimana mungkin aku tidak marah jika Matty bersama sama sok akrab seperti itu dengan Savana. Aku tahu Savana adalah teman atau tetangganya dulu. Tapi bisa kan dia tidak membuat aku cemburu. Benar benar membuat aku naik pitam saja.
Terlihat Matty di sana sedang ada di taman. Duduk bersender di atas pohon sambil kedua telinganya di tempelkan headset.
Enak sekali hidupnya matyy. Dia bahkan tidak memikirkan aku sebagai kekasihnya. Langsung saja aku berjalan ke arah Matty. Matty tidak melihatku. Kedua matanya terus saja menatap ponselnya dengan menunduk.
"Matty?" Panggilku dengan keras. Tapi dia sama sekali tidakendengaf. Akhirnya aku mendekat duduk di sebelahnya dan menampar lengannya dengan keras. Dia melihatku dengan kaget dan melepas headset yang ada di kedua telinganya.
"Ada apa?" Tanya Matty dengan wajah seolah tidak peduli denganku.
