Aku menatapnya dengan serius. Desir perih di dalam hatiku terasa.
"Jadi kau akan meninggalkan aku disini?" tanyaku dengan lirih. Entah kenapa rasanya benar benar panas seluruh tubuh ini. Tapi aku tidak bisa menangis. Aku terlalu sakit sekarang.
Justin kini memegang tanganku dengan erat. Menggenggam telapak tanganku dengan lembut. Ia mengelus punggung tanganku dengan jari jempolnya.
"Maafkan aku Elea. Tapi aku merasa sakit harus hidup di kota ini. Karena kota ini penuh dengan memori aku bersama keluargaku. Keluarga yang ternyata adalah bukan keluarga asliku. Aku sakit karena mereka meninggalkan aku begitu saja. Bahkan aku tidak di ijinkan untuk mengunjungi mereka di Paris. Itu sangat menyakitkan Elea. Selama Ini berarti kasih sayang dan segala materi yang mereka berikan itu hanya karena terpaksa.mereka sama sekali tidak benar benar mencintai aku. Aku tidak bisa hidup disini Elea. Aku ingin memulai hidup baru di Negera indonesi," jelas Justin membuat mataku berkaca kaca.