Aku berusaha untuk membuat Steven lebih tenang. Sepertinya dia tampak malu atau apa aku tidak tahu. Aku memegang telapak tangannya dengan lembut.
"Steven, aku senang sekali kita bisa bertemu disini," ucapku dengan jujur kepada Steven.
Dia melepaskan tanganku dengan lembut.
"Aku malu sebenarnya bertemu denganmu," kata Steven dengan wajah tidak bersemangat. Ia sama sekali tidak melihatku. Hanya melihat meja yang kosong.
"Kenapa kau harus malu Steven?" Tanyaku dengan serius kepada Steven.
"Aku malah sangat ingin mempertemukan Eleanor denganmu. Dia adalah anak kita. Kau mengakui dia sebagai anakmu kan?" tanyaku dengan melihat wajah steven. Yang masih menunduk.
Kini Steven menghembuskan nafasnya dan memandangku sejenak.
"Apa kau tidak malu mempunyai mantan suami sepertiku? Anakku pasti malu mempunyai ayah yang hanya seorang pekerja kebun saja," kata Steven dengan wajah kusut.
Aku menyentuh lengannya dengan menepuk sedikit.