Alexa berwajah muram. Ia menunggu kedatangan suaminya di ruang tamu dengan sofa besar besar. Rumah milik Aslan itu memang begitu mewah. Tembok yang berwarna abu abu dan pernak pernik rumah yang kebanyakan berwarna putih.
Pintu sejak tadi pagi di kunci rapat oleh Alexa. Kini suara bel terdengar ia langsung saja berdiri dari duduknya. Membuka pintu dengan pelan.
Wajah Aslan tersenyum memandang miring Alexa. Namun Alexa tak ingin meleleh melihat itu semua. Ia sama sekali merasa jijik dengan Aslan.
"Maafkan aku Alexa. Aku tadi sibuk," kata Aslan dengan memeluk Alexa.
Namun Alexa melepas pelukan itu dengan cepat.
"Hah? Kenapa?" tanya Aslan dengan bingung.
"Tidak usah basa.basi Aslan . Aku tahu kau bertemu Jihan kan? Benar benar mmebuat aku sakit hati saja. Kenapa kau terus bertemu dengan dia heh? Kau menyukainya?" tanya Alexa dengan menatap wajah Aslan tajam.
Aslan terdiam ia tidak mungkin mengatakan jika dirinya mencintai Jihan sejak dulu.