Ruang makan dengan meja kecil dan tempat duduk hanya dua buah saja terasa sangat sederhana. Di meja sudah ada roti bakar dan susu. Aku melihat Steven dengan menyantap makanan itu cukup lahap.
"kenapa kau malah membantu kedua perampok itu? Sangat bodoh!" seru Steven yang masih mengunyah roti di dalam mulutnya.
"Ya, aku hanya merasa kasihan saja kepada mereka. Melihat mereka berdua menangis memohon kepada korban pencopetan mereka membuat aku ternyuh. Aku berdiri dan langsung membantu mereka dengan berpura pura sebagai saudaraku. Lalu kami bertiga bercerita dan akhirnya aku tahu jika mereka adalah anak dari kakek Juan," jelasku dengan serius.
"Tapi mereka janji akan mengembalikan apa yang mereka rampok dari rumah ini kan?" tanya steven penasaran.
"Ya tentu saja. Aku pasti akan terus menagih janjinya," aku menggigit roti bakar satu kali.