"Ya Tuhan, aku benar benar lelah sekali," ucap Luna langusung berbaring di kamarnya. Sementara Elea duduk di kursi rias.
"Kau hebat Luna, kau bisa melakukan pekerjaan itu dengan baik. Aku salut denganmu. Kau sama sekali tidak malu," Elea memuji, melihat Luna yang menatap langit langit kamar.
"Sebenarnya aku terpaksa melakukan ini semua. Ya mau bagaimana lagi. Kedua orang tuaku tidak peduli denganku. Hidup sendirian seperti ini. Otomatis aku harus bisa berjuang untuk terus hidup. Ternyata sudah juga ya. Aku jadi salut dengan perjuangan kedua orang tuaku saat membesarkan aku," ucap Luna lalu kini duduk tetapi di ranjangnya. Menguncir semua rambutnya ke belakang.
"Benar sekali, orang tua memang sangat berjuang untuk membesarkan anak anaknya. Aku tidak bisa membayangkan jika aku punya anak nanti. Apa aku bisa merawat anakku?" tanya Elea melihat ke atas.
