Handphone milik Nifa bergetar. Tanpa ada yang mengirim pesan ke nomor pribadinya.
[Berapa lama lagi jam mata pelajaran terakhir selesai, Fa? Saya sudah menunggu kamu di depan gerbang utama.]
Mata Nifa mengernyit saat membaca pesan yang masuk.
Pesan dari Radit itu benar-benar membuat Nifa panas dingin saat membacanya. Untuk apa pemuda tampan nan mapan itu menunggu Nifa di depan gerbang utama? Mau menjemput Nifa pulang sekolah? Tapi kenapa rasa-rasanya hal itu adalah sesuatu hal yang sangat mustahil ya untuk dilakukan oleh seorang Raditya Zayn Wijaya?
[Gerbang Utama? Gerbang sekolah depan maksud Mas Radit?] balas Nifa pada Radit.
Tidak lama dari itu handphone milik Nifa bergetar kembali. Sepertinya itu adalah pesan balasan dari Radit.