Penyesalan selalu saja hadir belakangan, kalau di depan namanya pendaftaran.
Hal ini lah yang dirasakan Julia sekarang. Ia sudah tak bisa maju lagi. Arvin menolaknya mentah-mentah. Sementara saingannya sendiri jauh lebih baik darinya.
Ia akui, gadis itu hampir sempurna.
Memang salahnya sudah menolak Arvin dulu.
Ia tak tahu bisa hadir atau tidak di acaranya nanti.
***
Rasa deg-degan, dan semuanya ia rasakan sekarang ini.
Persiapan demi persiapan tidak hanya membuat merasa tenang, malah sebaliknya.
Ia masih berpikir ini hanyalah mimpi belaka.
Lalu tiba-tiba, ia teringat kalau dulu pernah membayangkan hal ini, kali ini menjadi kenyataan.
"Wajahmu memerah," ujar Maura melihat wajah Elza.
Sekarang cuacanya memang cerah, tapi suhu ruangan baik-baik saja, malah dingin.
"Apa? beneran?" ucap Elza nampak panik. Jadi buru-buru ia mencari cermin dan melihatnya.
Memang nampak sedikit memerah.
"Aku ga kena alergi kan?" ucap Elza takut. Bisa bahaya kalau itu terjadi.