Karena belum adanya hubungan yang serius dari Kaiv dan Kania mereka belum bisa tinggal di sana.
Sementara itu orang tua daripada Kaiv akhirnya pamit pulang pula.
Mereka bilang akan datang lagi nanti.
Di ruang tamu sendiri ada Arvin dan papanya tengah duduk berdua.
Tidak ada yang bicara, Arvin bahkan hanya diam saja.
Rasanya canggung. Setelah sekian lama tak duduk berdua dengan sang papa.
"Papa minta maaf, papa sadar susah egois, Arvin berhak marah pada papa.huhu" kata Ardi membuka percakapan, ego nya terlalu besar sampai ia tak bisa melihat sesuatu dengan benar.
Hingga putranya selama ini selalu mendapat kemarahan darinya, juga pandangan dari orang-orang yang membuatnya berada dalam kebimbangan.
Dan setelah tahu kebenarannya lah ia merasa sudah begitu jahat.
Jika putranya marah pun ia bisa memakluminya. Ia tak bisa melakukan apa pun lebih dari ini.