"Jadi Kaira bukan anak papa?" ujar Kai berhasil memahami apa yang terjadi, meski butuh waktu agak lama, ia menatap Arvin. Berharap ini hanya lelucon.
Dan gadis itu pun menangis.
Kaiv dan Kania berusaha menghiburnya namun Kai menepis tangan mereka.
"Berarti yang orang-orang katakan itu benar ya, bahwa Kai anak yang tak diinginkan," ujar Kaira. Ia berjalan ke arah Arvin.
"Kaira maunya sama papa, Kai tidak
kenal sama mereka," kata Kai memegang tangan Arvin.
Arvin pun jadi menangis karenanya.
Kenapa malah jadi seperti ini.
Sementara yang lain pun tak tahu harus berbuat apa. Wajar memang kalau Kai kecewa, mereka tak bisa menghindari hal itu.
Baik Kaiv mau pun Kania pun tak bisa berbuat banyak, sebab selama ini mereka tak melakukan apa pun bagi gadis kecil itu.
Untuk memenangkannya pun ..Arvin memeluknya. Mengusap punggungnya lembut.
Tapi yang namanya anak kecil, karena perjalanan juga, dan rasa lelah pada akhirnya Kai tertidur di pangkuan Arvin.