Elza agak kaget ketika Arvin menghubunginya tiba-tiba, ia tahu itu Arvin karena notifikasinya ia buat secara khusus.
Tapi ia berpikir lagi, mungkin saja bahwa itu adalah Kaira yang menggunakan ponselnya jadi segera ia angkat dengan suara gembira ia mengatakan halo.
"Elza—"
Sebuah panggilan pelan membuatnya terdiam, itu suara dari Arvin.
Tidak seperti biasanya suaranya agak aneh.
"Kak Arvin kenapa?" tanyanya to the point.
"Elza sedang apa?"
Padahal Elza tengah mengerjakan sesuatu di kantornya, tapi karena Arvin bertanya begitu ia tak bisa menjawab secara jujur.
"Hanya bersantai," ujarnya.
Tidak sepenuhnya salah, sebab ia memang mengerjakan tugasnya dengan santai.
"Bisa bertemu?" kata Arvin.
Ini tak seperti biasanya, Elza yakin telah terjadi sesuatu. Namun ia tak bisa menanyakannya lewat telepon.
"Kakak di mana? kirim lokasinya Biar Elza datang ke sana."
"Baiklah," sahut Arvin.
Saat itu juga telepon pun ditutup,
Tak berselang lama alamat pun dikirimkan oleh Arvin.