"Aku mau putus."
Gemetar rasanya ketika ia mendengar Kania mengatakan hal tersebut.
Selama ini mereka tak pernah bertengkar, berselisih dan bahkan sangat mesra.
Bahkan ia datang ke sana dengan hati gembira ketika Kania bilang mau bertemu.
Mereka memang sudah hampir seminggu tak ketemuan. Saat di chat pun Kania bilang ia sibuk dengan tugasnya.
Memang ia hendak mengambil pendidikan s2nya. Makannnya Kaiv tak ingin menggangu, toh ia juga tengah sibuk, setelah memberitahu Kania kemarin soal beasiswanya.
Beragam spekulasi muncul diotaknya, apa salahnya apa mungkin ia sudah melakukan sesuatu yang membuat Kania marah. Tapi apa itu. Ia bahkan tak bisa berpikir jernih sekarang ini.
"Tapi, kenapa?" tanya Kaiv tercekat.
Ia bahkan sudah sampai membayangkan bisa menikah dengan Kania, sebab ia sudah serius dengan gadis itu.
***
