Kini Elza menatap sang kakak dengan serius.
Menunggu jawaban atas pertanyaan tadi.
Sebab sampai sang keponakan ke rumah, artinya pasti ada masalah.
Meski masih kecil, Naya memiliki tingkat kepekaan yang lumayan.
Walau Naya hanya mengatakan soal keanehan mamanya.
"Kakak hanya lelah," sahut Zara seakan tengah menghindar.
Hal ini membuat kening Elza berkerut.
Ia mengenal Zara dengan baik.
Kakaknya tak pandai berbohong.
Sadar dengan tatapan Elza padanya ia harus bicara jujur.
Tapi sebenarnya untuk urusan rumah tangganya ia sama sekali tak ingin orang lain ikut campur, memang Elza bukan orang lain, tapi rasanya ia tak bisa. Lalu kemudian ia menghela napas panjang.
"Kakak gak tahu harus bilang apa Za."
Ada jeda sedikit ketika itu. Elza menunggu dengan sabar.
"Kemarin waktu kakak jemput Naya, kakak lihat Aldi sama Tara, bukan bermaksud curiga, tapi waktu itu Aldi bilang mau ketemu temannya Dimas."
Saat nama Tara disebutkan, entah kenapa tak sulit