Kini pandangan Elza menatap ke arah Arvin, rasanya setiap gerakan yang pria itu lakukan begitu memesona. Jangan ditanya seberapa kerennya dia.
Cocok sekali kalau disuruh menjadi bintang iklan, pasti laris.
Arvin yang tadi tengah membuat teh dengan tenang kini menatap ke arah Elza, berniat untuk menjelaskan soal perkara tadi, tapi langsung terdiam ketika mendapati Elza menatapnya lekat.
Untuk beberapa saat mereka bertatapan.
"Aduh—" ujar Arvin karena tadi tengah menuangkan air panas dan air itu tak sengaja mengenai tangannya.
Sadar apa yang terjadi, Elza buru-buru mendekat padanya dengan wajah panik.
"Kak Arvin gapapa?! aduh merah!"
Entah karena panik atau khawatir hingga membuat Elza refleks memegang tangannya. Memerhatikan warna kemerahan pada jarinya.
Ia kemudian buru-buru mengambil sapu tangan yang berada di kantungnya. Sebuah kebiasaan ia sering membawa sapu tangan ke mana-mana, kemudian membasahinya dengan air dingin yang ia ambil di kulkas.