Dapur yang Elza datangi terbilang minimalis namun bersih.
Ia pikir Arvin akan kikuk, tapi ia menunjukkan peralatan minum dan bahannya dengan baik. Seakan ia sering berada di dapur.
"Mama mu lebih senang minum apa?" tanya Arvin mengambil gula.
Elza baru saja akan menjawab ketika matanya menangkap sesuatu yang aneh.
"Bukannya yang anda pegang itu garam?" tanya Elza pada Arvin. Langsung saja Arvin memeriksanya sendiri, memang benar ada tulisan pada luarnya. Ia memang hafal sayangnya ia gugup jadinya malah salah ambil.
"Benar, kenapa saya ambil garam ya," gumam Arvin Segera mengembalikan wadah tadi dan mengambil gula.
Membuat Elza ingin menarik kata-katanya kembali, dia saja salah mengenali gula, pasti jarang berada di dapur.
"Soal mamamu tadi, dia suk—"
"Mama lebih suka teh," sahut Elza tanpa membiarkan Arvin menyelesaikan ucapannya.
"Oh, baiklah teh, kalau Elza sendiri?" tanya Arvin sambil mengambil air panas.
"Apa saja yang penting bisa diminum," sahut Elza santai.