Suliana mengerjap pelan, sepertinya memang Hanya mereka berdua saja yang tinggal di sana, apa mungkin Arvin memilih untuk hidup mandiri berdua saja dengan Kaira.
Memang ia juga tak mengenal Arvin dengan baik.
Yang ia tahu Arvin hanyalah seorang duda yang memiliki satu orang putri dengan pekerjaan sebagai dokter gigi.
Rasanya mereka seperti tamu tak diundang.
Suliana langsung melirik ke arah putrinya.
Elza yang ditatap seperti itu merasa mulai aneh.
"Kenapa, Ma?" tanyanya.
"Papa Kaira tidur di meja ruangan mana?" tanya Suliana.
Kai langsung menujuk ke lantai atas.
"Ada tulisan ruang kerja papa."
Kini ia menatap ke arah Elza.
"Dia sedang tidur Ma," kata Elza seakan tahu apa yang tengah mamanya pikirkan.
"Kita malah tidak sopan loh, main sama anaknya sementara papanya tidur, bangunkan sana sebentar, lagipula anak kecil seperti Kaira jangan ditinggal sendirian begini."