Ia memang terbiasa main sendiri, terlebih memang ia tak memiliki teman.
Awalnya Kai pikir ia hanya tengah berhalusinasi ketika mendengar suara bel berbunyi, tapi bel itu terus menerus meleking sampai ia keluar dari kamarnya.
"Papa?" panggilnya berusaha memanggil sang papa.
Pelan-pelan Kai membuka pintu dan mendapati sang papa tertidur di meja kerjanya. Jadi ia menutup kembali pintu itu dan segera turun ke lantai bawah.
Papanya selalu menasehatinya. Jangan pergi dengan orang asing, jangan bukakan pintu untuk orang asing, terlebih jangan menerima makanan dari orang tak di kenal.
Jadi trik dari papanya, ia akan mengintip sedikit dari balik gorden.
Wajah yang pertama ia lihat adalah Suliana, diikuti dengan Elza.
Seketika ia berseru girang sambil buru-buru membuka pintu.
"Nenek! Kakak peri!" ujarnya senang sambil bergantian memeluk mereka berdua.
Elza sendiri sampai kikuk dibuatnya sebab Kaira sangat gembira, seolah-olah gadis itu memang tengah menunggu kedatangan mereka.