Rasanya Elza ingin menjerit. Kenapa wajahnya tak bisa diajak kompromi sedikit saja.
Ia tersenyum, seolah-olah menyakinkan Arvin bahwa ia sungguh baik- baik saja, padahal aslinya Elza tak tahu harus membalas apa, takut suaranya gemetar atau nanti malah tercekat karena gugup dan panik. Ia heran kenapa malah merasa panik, padahal sudah yakin bahwa dirinya baik-baik saja. Hal seperti ini tak seharusnya menggoyahkannya sedikit pun.
Ingin rasanya ia mengutuk Maura, sebab seenaknya bicara. Walau ia yang jahil duluan.
"Wah." gumaman kagum dari Kaira berhasil membuat Elza menoleh dan sejenak lupa pada kekesalannya. Rupanya Kaira tengah terpukau pada pemandangan sekitar, sekarang mereka berada di puncaknya. Keindahan itu teramati dengan baik oleh netra masing-masing.
"Cantik sekali," ujar Elza tak kalah kagum dengan Kaira.
"Ya, cantik," sahut Arvin.
Bukan pemandangan yang ia maksud, tapi Elza, ia mengucapkannya tanpa sadar.
