"Elza jadinya hari ini ambil izin cuti ya?' tanya Arvin membuka percakapan. Masa sudah hampir setengah perjalanan mereka hanya diam saja.
"Iya," sahut Elza.
"Tidak apa-apa?"
Elza tersenyum kecil.
"Tentu saja, memangnya izin tidak boleh?"
"Bukan begitu sih, hanya saja—"
"Tidak perlu khawatir Kak, lagipula aku ke sana karena ingin pergi dengan Kaira, Hanay sehari saja. Jadi jangan merasa tidak enak, kalau dibilang begitu harus nya Elza yang merasa tidak enak, sebab kak Zaralah yang memberikan tiket ini."
Saat ditanya begitu, baik Arvin mau pun Elza jadi ingat dengan celetukan Kaira kemarin malam.
membuat wajah mereka seketika memerah karena malu.
"Kaira juga kenapa memanggil kakak peri?"
"Itu—" Kaira menelengkan kepalanya.
"Karena kakak seperti peri dan Kakak bilang bahwa kakak itu kakak peri."
"Oh benar juga," pikirnya.
"Papa Kaira usianya di atas Kakak, makannya kakak panggil dia kakak juga biar lebih sopan juga."