Ia yakin Arvin tadi tengah memandanginya. Karena ketahuan pun pria itu langsung membuang muka. Sampai pada akhirnya ia ingat dengan kata-kata Arvin malam itu.
Jelas sekali bahwa dirinya terlalu banyak berpikir. Arvin tidak tertarik padanya terlebih ia dan Arvin ke sana tak lain karena sebuah keterpaksaan yang harus ia lakukan. Arvin pun jua merasakannya.
Ia jelas tak bisa marah karena hal ini.
Sebab perasaan adalah hal yang tak bisa dipaksakan. Jadi segala pikiran aneh itu ia enyahkan kemudian mulai menonton pertunjukan Lagi.
Arvin mengambil napas beberapa kali, terasa berat, jantungnya berdebar-debar , setelah berdiam sejenak, ia pun menoleh pelan ke arah lain, dan kemudian ke arah Elza berada.
Gadis itu nampak asyik menonton, seolah tak terjadi hal apa pun barusan.
Ia mengerjap Beberapa kali, apa itu berarti bahwa dirinya terlalu jauh berpikir dan bersikap berlebihan.
Memikirkan hal itu malah membuatnya makin malu, lalu memilih untuk menonton pertunjukan lumba-lumba.