Sekarang Arvin sudah sadar sepenuhnya.
Kaira nampak makan dengan lahap, Arvin sudah menebak itu adalah kue yang dibawa oleh Suliana.
Ia tidak pernah menyangka kalau mereka akan datang ke rumah nya, apalagi tanpa mengabari sama sekali.
"Ah, benar biar saya siapkan minum, mau minum apa Tan, eh Ma?" tanya Arvin kemudian sambil melirik Elza, niatnya sih ingin menanyakan pada Elza juga, tapi karena kejadian tadi rasanya jadi makin canggung saja.
"Jangan repot-repot Nak, kami ke sini hanya datang berkunjung untuk main dengan Kaira saja terlebih mama buat kue cukup banyak."
"Tidak apa-apa Ma, lagipula anda tamu di sini, jadi mau dibuatkan apa?"
Kini tatapan Suliana mengarah ke Elza. Seakan tengah mengode putrinya sementara Elza menatapnya datar, apalagi sekarang, apakah mereka tengah berada di Medan perang, hingga harus ada kode terus.
"Kalau begitu biar putri saya Elza saja yang membuatkan minuman, Nak Arvin tinggal tunjukkan dapurnya saja di mana," ujar Suliana.