Likenzo
Chapter 140 :
Caca menunduk, sambil memegang nisan kakaknya. Perempuan itu terisak, sambil sesekali mengusap nisan Saka dengan perlahan dan lembut, seperti sedang mengusap-usap pipi seseorang.
"Kak, gue udah tahu siapa pembunuh lo sekarang. Usaha gue selama tiga tahun ini gak sia-sia ternyata."
Caca tersenyum, sambil melepaskan tangannya dari nisan Saka. Perempuan itu beralih memegang gundukan tanah yang sudah di tembok dengan rapi.
"Apa yang harus gue lakuin, Kak? Bahkan, untuk ngebenci orang yang ngebunuh lo aja gue gak bisa. Gue udah terlanjur sayang sama dia." Ucap Caca.
Perempuan itu menangis. Kenapa rasanya sesakit ini, ketika mengetahui semua kebenarannya?
Dari dulu Caca selalu menampik, bahwa bukan Raga lah pembunuhnya. Tetapi ketika mendengar lelaki itu sendiri yang mengucapkan dan mengaku, hatinya terasa sakit dan kecewa.
Perempuan itu masih belum bisa menerima semuanya.