Cukup lama mereka bertiga menunggu kepulangan Zel dan Freeya dari pagi sampai siang tiba. Cos sudah merasa jenuh berada di ruang kumpul Guild Lumiere dan berkali-kali melihat anggota guild lalu lalang mengambil misi dan menyelesaikannya. Cos memukul meja cukup keras.
"Duh, paman Zel dan tante Freeya kok gak balik-balik si! Aku sudah bosan menunggu di sini tanpa melakukan apa pun!" ucap Cos merasa kesal.
Sintri yang sedari tadi melamun seorang diri pun terkejut. Tan hanya menguap tanda dirinya mengantuk.
"Aku mau tidur dulu saja di kamar Tante Freeya. Kalian lupa, ya? Kakek Master kan tadi pagi sudah bilang kalo mereka akan pergi dalam waktu yang lama. Kemungkinan mereka pulang malam. Kamu mau ikut aku tidur tidak, Sin?" ajak Tan kemudian bangkit dari duduknya.
"Aku tetap di sini saja, Tan. Nanti kalo aku merasa sudah mengantuk lagi, aku akan menyusulmu ke kamar tante Freeya," ucap Sin sembari mendongakkan wajahnya menatap Tan.
"Baiklah, aku ke kamar dulu."
Cos mendengus kesal melihat Tan masuk ke dalam. Sin beralih menatap ke Cos.
Sintri melihat sebagian ruangan di guild Lumiere sudah diperbaiki. Sebagian lagi masih dalam proses pengerjaan. Terutama di kamar Master guild.
"Dari pada kamu jenuh duduk di sini terus, lebih baik ikut membantu anggota guild memperbaiki kerusakan akibat kejadian semalam," saran Sintri pada Cos.
"Yang ada malah nantinya aku disuruh minggir sama mereka karena dikira anak kecil dan hanya mengganggu kerja mereka," kilah bocah lelaki di depan Sin itu.
"Ya sudah kalo kamu memang tak mau mencoba. Aku hendak menemui resepsionis di sini yakni Kak Dian dan Kak Rossy. Aku masih penasaran dengan guild ini dan para anggota-anggotanya."
Sin pun bangkit dari duduknya dan melangkah menuju meja resepsionis. Kini Cos duduk sendirian tanpa semangat seperti sebelumnya. Cos meletakkan dagunya itu di atas meja.
"Aku sendiri bingung hendak melakukan apa. Sebenarnya aku teringin sekali ikut salah satu anggota guild melaksanakan misi. Tapi rupanya Paman Wod dan Sio sudah pergi dari pagi," batin Cos.
Tak lama kemudian, dua orang anggota guild menghampiri Cos. Satu seorang pemuda berpakaian hitam lusuh yang selalu membawa pedang dengan rambutnya yang berantakan, satu orang lagi perempuan yang seumuran dengan pemuda itu dengan rambut pendek. Mereka berdua langsung duduk begitu saja di kedua sisi Cos.
"Yo! Namamu Cos, kan? Di mana kedua saudaramu itu? Kenapa kalian bertiga tidak bersama?" tanya seorang pemuda tersebut seraya merangkul Cos.
Cos pun merasa risi dengan kedatangan mereka berdua. Namun perasaan tersebut Cos pendam dalam-dalam. Dia merasa kalo dua orang itu tak berniat membahayakannya.
"Ada apa, ya? Siapa kalian berdua?" tanya balik Cos tanpa menjawab satu pun pertanyaan dari mereka.
Si pemuda melepaskan rangkulannya kemudian berkata, "Oh iya, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Polo Alodra. Di sisi kirimu namanya Sieska Fiy. Kami berdua merupakan anggota guild Lumiere yang berada di tingkat A sama seperti Paman Wod dan Sio."
Cos menengok ke arah samping kirinya. Si perempuan berambut pendek tersenyum ramah tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Namaku Gonocos. Kedua saudaraku tengah sibuk dengan urusannya sendiri. Ada apa dengan itu?" tanya Cos masih tak paham dengan kedatangan Polo dan Sieska.
"Kami berdua merasa tertarik denganmu, Cos. Tadinya kami ingin memintamu untuk bergabung dengan party kami. Tapi kami pun tahu kalo kau belum sepenuhnya bergabung menjadi anggota guild. Tapi sebelumnya apa kau mau ikut kami menjalani sebuah misi?" jelas Sieska angkat bicara.
"Ikut kalian berdua menjalani misi? Ini yang aku nantikan dari tadi! Ayo kita berangkat sekarang! Aku sungguh tak sabar merasakan sensasinya!" kata Cos kembali bersemangat.
Polo dan Sieska saling tatap satu sama lain.
"Baiklah, kita lupakan partynya dulu. Aku juga sudah memilihkan sebuah misi yang cocok untuk tingkat A seperti kami berdua. Apa kau serius mau ikut bersama kami?" tanya Pol memastikan.
"Apa aku tampak seperti bercanda?! Ayo kita berangkat sekarang!" tegas Cos bangkit dari duduknya.
"Oh kau sangat bersemangat sekali rupanya, Cos. Tapi sebelum itu duduklah terlebih dahulu. Akan kami jelaskan peraturannya dan misi yang akan kita laksanakan," kata seorang pemuda yang 8 tahun lebih tua dari Cos itu.
Cos pun duduk kembali karena penasaran.
"Peraturan? Misi yang akan kita laksanakan? Sepertinya menarik!"
"Ya! Sebelum itu apa aku hendak bertanya terlebih dahulu padamu. Apa keahlianmu, Cos?" tanya Pol.
"Aku cukup mahir dalam berpedang dan menggunakan panah!"
"Cukup bisa diandalkan. Tapi kali ini kau jangan ikut menyerang atau pun maju melawan musuh! Misi kali ini bisa dibilang cukup berbahaya. Namun berhubung kau juga masih dalam tahap belajar menggunakan pedang, alangkah baiknya kau mengamati pergerakanku dan belajar dari itu. Apa kau paham, Cos?" jelas Pol.
"Siap laksanakan! Ayo kita berangkat sekarang!" lantang Cos dengan semangat menggebu-gebu.
"Tunggu sebentar! Pol belum selesai menjelaskan misi kita ini," ucap Sieska menahan Cos yang hendak bangkit dari tempatnya.
"Cepatlah jelaskan. Aku betul-betul tak sabar!"
"Baiklah. Misi kita ini adalah menghabisi sekelompok Luworf yang mengacau di daerah hutan sebelah timur Kota Nakasam. Apa kau mengerti seberapa bahayanya Luworf itu? Yang jelas dalam misi ini kau hanya melihat saja dan jangan bertindak sendiri!" kata Pol memberikan arahan.
"Iya iya. Aku tak akan melawan mereka. Tapi ngomong-ngomong Luworf itu apa?" tanya Cos yang belum tahu apa pun dunia luar.
"Kau tidak tahu Luworf itu apa?!" Sieska sedikit terkejut mendengarnya.
Cos hanya gelengkan kepala menjawab pertanyaan dari Sieska.
"Luworf itu serigala berbadan kekar dan besar dengan taring yang tajam. Para Luworf kerap kali memakan ternak warga bahkan memakan manusia. Ukuran para Luworf bisa tiga kali lipat dari serigala biasa atau bahkan sepuluh kali lipat! Uniknya, para Luworf ini berkeliaran tengah hari seperti ini. Namun sudah banyak juga penyihir dan warga sekitar habis dimakannya," terang Sieska dengan serius.
Cos menelan salivanya dalam-dalam saat mendengar penjelasan tentang Luworf dari Sieska. Dirinya yang selama ini hanya tinggal di panti asuhan tak begitu tahu dengan makhluk lain yang memakan manusia. Tapi hal itu tak membuat Cos berubah pikiran untuk ikut dan melihat langsung dengan matanya sendiri makhluk tersebut.
"Yosh! Ayo kita berangkat sekarang!" ujar Cos.
Tanpa sepengetahuan Sintri dan Tan, siang itu juga Cos ikut dengan Polo dan Sieska dalam misi mereka berdua. Belum saja memasuki hutan yang berada di daerah timur Kota Nakasam, suara Luworf itu menggetarkan pepohonan. Burung-burung terbang menjauh dari tempatnya berada.