"Apa boleh kita meninggalkannya disaat seperti ini?" tanya Nara.
Rayhan dan Nara berdiri berdua di jarak beberapa meter dari ruang UGD. Keduanya masih menatap suami dari Hera dan juga asisten rumah tangga tersebut yang masih setia menunggu di kursi dekat ruang UGD. Nara serta suaminya itu berbicara dengan suara yang begitu lirih, dirinya tidak ingin suara mereka terdengar sampai ke rungu pihak Hera. Bagaimanapun juga, hasilkan suaminya barusan itu sangatlah tidak tepat, apalagi mereka semua juga belum mendengar kabar dari Hera. Ah, Nara tapi bukan sendiri ketika dia berada di sini bersama dengan Rayhan yang mengajaknya makan siang secara mendadak.
