"Pa"
"Iya ma"
"Kayaknya denisa udah tau maksud kita kenapa kita suruh hari ke sini"
"Terus kalau denisa tau kita harus gimana ma"
"Mama juga bingung pa harus gimana..kalau menurut papa gimana"
"Hmm nanti ajalah pikirinya pa..papa jangan terlalu banyak mikir nanti papa sakit kepala lagi gimana kan kasian papa"
"Iyaudah ma kalau gitu"
***
Hari dari luar mendengar itu hanya diam dan mengerti denisa..mulai tau apa maksud tujuan papa dan mamanya menyuruh hari dirumahnya..pantas aja muka denisa seperti tadi pas gua liat gua..setelah itu balik ke denisa dan sari di kafe sambil minum denisa hanya bengong...sari yang melihat denisa seperti itu khawatir kepada denisa dan berkata..
***
"Denisa..kenapa sih cerita dong jangan diam aja"
"Lu suruh gua cerita..gimana gua mau cerita coba"
"Emang ada apa..kalau lu gak ngomong gua gak bakal tau apa masalah lu"
"Hmm lu tau kenapa hari ada di rumah gua"
"Oo sih cowo ganteng itu emang kenapa..dia ganteng kok dan kenapa lu benci sama dia..eh hati-hati dari benci bisa jadi cinta loh"
"Lu ngomong apa sih sari gua lagi serius loh..lu kayak gak menghargai gua banget"
"Iya maaf..bercanda gua keterlaluan ya..maaf ya gua gak bakal ulangin lagi"
"Iya gapapa kok bukan salah lu..tapi salah gua..gua terlalu sensitif kalau soal hati"
"Emang kenapa sih masih sayang vito"
"Gak"
"Benar..tapi kemarin gua liat lu sama vito lu kayak merasa aman di samping dia..emang gapapa kalau lu terus berharap dari dia"
"Maksud lu berharap"
"Iya..lu kan tau dia homo gak normal dan kalau suatu saat dia sama bimo..bisa-bisa lu cuman jadi serpihan reginang sama dia hati-hati"
"Iya gua tau kok..habis gimana hati gua gabisa bohong..kalau gua"
"Lu sayang dia kan"
"Hmm..iya"
***
Sari langsung peluk denisa dan denisa juga balik peluk sari dan sambil berkata kepada denisa..
***
"Denisa"
"Hmm"
"Kalau orang itu jodoh lu..mau ke manapun lu pasti akan di pertemukan jadi lu jangan takut kalau lu gak bakal sama dia ok"
"Tau tapi ini menyiksa gua kadang gua pengen kalau ketemu vito peluk dia seerat-eratny biar dia tau kalau gua suka dan sayang sama dia"
***
Sari yang melihat vito dari jauh hanya diam dan mengkode pakai mata setelah itu vito yang mendengar itu hanya diam dan berkaca-kaca dan berkata kepada denisa...
***
"Jadi lu gak pernah berubah sama gua denisa"
***
Denisa yang mendengar suara seperti vito langsung menghapus air matanya dan berkata kepada sari..
***
"Liat aja sari..sekarang gua malah berhalusinasi kalau ada dia di sini..gila ya otak gua segila itu gua"
"Lu gak halusinasi gua ada di belakang lu"
"Sar..tampar gua sekarang..gua udah beneran gila sumpah"
***
Vito langsung peluk denisa dan sari hanya diam meninggalkan mereka berdua..sedangkan denisa masih kaget dan bingung kok ada vito..
***
"Lu kenapa denisa"
"Bukan urusan lu"
"Yakin bukan urusan gua"
"Iya yakin"
***
Vito pegang kedua tangan denisa dan tersenyum kepada denisa sedangkan denisa hanya diam tanpa melawan dan vito berkata...
***
"Lu boleh cerita apapun ke gua selagi itu buat lu merasa hidup"
"Gamau"
"Kenapa"
"Karena gua sama lu gabisa bersama makanya gua gamau"
"Loh kenapa gitu"
"Iya karena gua gamau berharap sama lu..gua tau kita gabisa bersama dan jangan pura-pura baik lagi sama gua"
"Menurut lu hal kayak gini pura-pura kalau gua cuman pura-pura gua gak bakal ke kafe dan tenangin lu kayak sekarang"
"Tapi lu udah pilih bimo dan gua gamau terbuang lagi..gua capek vito"
"Gua gak pernah buang lu denisa..tapi yang buang gua itu lu bukan gua"
***
Denisa langsung pergi dan vito menahan denisa..saat menahan denisa vito tertabrak mobil di depan denisa dan denisa kaget dan panik setelah itu membawa vito di rumah sakit yang sama dengan papa dan mama..setelah itu denisa menunggu dokter untuk melakukan cek kepada vito..setelah itu sari berkata kepada denisa..
***
"Apa yang terjadi kok bisa separah ini"
"Kalau gua cerita..panjang banget cerita sar"
"Kenapa emang"
"Semua karena gua..gua gamau dengarin dia ngomong sampai-sampai dia.."
"Udah-udah lu boleh merasa salah tapi jangan nyalahin diri lu ok"
"Tapi emang gua yang salah sari..gua harus di hukum"
"Ngomong apa sih..udah-udah jangan di terusin tenang ya"
***
Sari mencoba peluk denisa dan menenangkan denisa..gak lama dokter keluar denisa langsung melepas pelukan sari dan mendekati dokter..
***
"Dokter gimana pa..teman saya"
"Dia hanya luka ringan dan sedikit mengalami shock ringan untung cepat di bawa kerumah sakit jadi tidak kehabisan darah..tunggu pasien sampai sadar ya"
"Baik dok"
"Iyaudah kalau gitu saya tinggal ya"
"Iya dok..sekali lagi makasih ya dok"
"Iya sama-sama"
***
Dokter pergi dari hadapan denisa dan sari sedangkan denisa hanya duduk diam dan menanggis dan masih menyalahkan dirinya sedangkan papa dan mama udah di rumah dan khawatir kepada denisa..setelah itu papa telepon denisa..
***
"Halo denisa"
"Halo pa"
"Kok suara kamu kayak nangis..kamu nangis"
"Gak pa..lagi pilek aja ada apa pa"
"Kamu dimana sayang kok belum pulang"
"Lagi di luar ma..nanti kalau udah selesai denisa pulang"
"Sama siapa sayang"
"Sama sari ma tenang aja denisa gak bakal ke mana-mana kok"
"Iyaudah mama sama papa tunggu kamu dirumah ya sayang hati-hati"
***
Denisa mengakhiri telepon bersama papa dan mamanya lalu sari kembali menenangkan denisa dan pegang kedua bahu denisa sambil berkata...
***
"Gua yakin vito gapapa tenang aja ya"
"Iya makasih ya sari"
"Kalau udah mau pulang kasih tau gua..biar gua antar ok"
"Iya makasih ya sari yang selalu ada"
"Sama-sama"
***
Suster masuk keruangan vito dan denisa melihat terus apa yang di lakukan suster di kaca..gak lama suster keluar dan suster berkata..
***
"Pasien sudah boleh di jenguk tapi satu-satu ya jangan berisik..karena takut ganggu pasien yang lain"
"Baik sus..makasih ya sus"
"Kalau gitu saya permisi ya"
"Iya sus..makasih"
***
Suster pergi dan denisa melihat sari lalu sari tersenyum dan menyuruh denisa masuk..lalu denisa masuk dan setelah masuk denisa melihat ke arah vito dan langsung pegang tangan vito..setelah itu denisa peluk vito dan cium tangan vito serta kening vito dan juga pipi vito..agar vito sadar dan gak lama saat denisa mau keluar denisa mendengar vito berkata..