Dinda tidak tahu harus bersikap bagaimana, ia tidak bisa marah karena memang dirinyalah yang menyetujui dan mengingingkan menikah dengan brian meskipun ia tahu brian sudah memiliki istri dan posisi istrinya telah pergi dari rumah, namun dinda benar – benar tidak menyangka ternyata istri dari brian adalah elora, sosok yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.
"tidak apa – apa" ujar dinda dengan suara sesak.
"sekali lagi, maaf" ujar brian dengan tidak enak.
"…." Dinda hanya diam saja menanti ucapan brian selanjutnya.
"aku akan bilang kepada ayah kalau pernikahan kita dibatalkan saja"
DEG
Bagai jarum yang menusuk beribu di dada dinda, kini dadanya serasa sesak sekali, dia baru ini menyukai dan mencintai lelaki dan akan meniukahinya, namun cinta pertamanya bilang hal semenyakitkan ini.