"ah! kamu mau menikah ya? dan hidup bahagia setelah membunuh orang tua kamu?"
DEG
seperti di tusuk beribu jarum, hati elora sangat sakit.
Elora kemudian menatap mata kakeknya itu. "apa maksud kakek?" tanya elora dengan lantang.
"bisahkah kakek melupakan hal itu dan melihat bahwa ada aku, cucu kakek yyang hanya mempunyai kakek?" tanya elora dengan sakit hati, hatinya sungguh sakit, seperti di tusuk beribu jarum yang menembus di dadanya, bisa – bisanya kakeknya itu menuduhnya seperti itu.
"kamu menyuruhku melupakan?" tanya remon dengan ikut terpancing juga.
"bisa – bisanya kamu menyuruhku melupakan anakku yang tersayang yang harus kehilangan nyawa gara – gara kamu!" teriak remon dengan tegas.
Elora menitihkan air mata, selalu itu yang dibahas oleh kakeknya, ia ingin memberikan kabar bahagia, namun kakeknya malah seperti ini, sepertinya kedatanganya kemari itu adalah kesalahan terbesarnya.
"kakek" panggil elora.
"bisahkah kakek tidak seperti ini kepada elora?"
