Haris terlihat sengat bersemangat, mungkin sekarang dia suda tidak banyak memikirkan banyak hal, beda denganku sekarang aku sedang pusing memikirkan banyak hal. Setelah sudah jam 1 siang aku menelepon Ana, dan ternyata dia belum pulang dan masih menungguku di Kampus, seperti hak yang akan dia bicarakan sangat penting, sampai-sampai dia rela menungguku Di Kantin. Lihat saat Ana sedang duduk di meja Kantin, dia terlibat seperti gelisah dan aku langsung menghampirinya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
"An kamu kenapa?" tanyaku dan duduk bersamanya.
"Aku tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi kepadaku dan keluargaku tapi aku merasa hanya kamu yang akan mengeri," jawabnya.
"Coba ceritakan kepadaku," pintaku.
"Semalam Mamah sepertinya kerasukan," ucapnya.
"Kerasukan bagaimana?" tanyaku.