Setelah dahinya di tempeli keris itu dia muntah darah yang sangat banyak, dia juga sangat kesakitan dan untungnya jalan itu sepi dan tidak dekat dengan permukiman jadi tidak mengangguk Warga yang sedang tidur. Mungkin karena Melisa mengeluarkan banyak darah dia jadi sangat lemas sampai akhirnya dia pingsan, setelah pingsan Mas Danang membuka jaringnya. Aku sempat khawatir takutnya dia belum terbebas dari Siluman itu, tapi ternyata tidak dia wajahnya berubah tidak menyertakan lagi. Sepertinya dia benar-benar sudah terbebas, aku meminta Haris dan Malik untuk mengangkat Bapak yang tadi. Untungnya dia masih hidup hanya saja dia sangat lemah, lalu kami membawanya ke Rumah Sakit secepat mungkin.
"Ayo cepat Ris," ucapku.
"Nin tahan terus lukanya agar tidak pendarahan terus," ucap Ana.
"Iya tolong beritahu Orang tuaku kalau aku tidak apa-apa, mereka pasti akan khawatir," pintaku.