Suasana menjadi sangat kacau aku dan Ana berlari ke arah Guru dan Pak Dukun walau di sana juga ada Melisa, kami merasa kalau berada di dekat mereka kami akan aman. Guru berusaha menahan serangan Melisa dengan Bambu kuning itu, tapi dia mengambil pisau dan menusuk Guru tetap di jantungnya. Semua panik saat melihat Guru tewas di tempat, Pak Dukun menyuruh kami untuk melarikan diri sedangkan dia dan murid-murid Guru menahan Melisa dan Tante Tantri, aku melihat Pemuda yang mengobrol dengan kami tadi sedang di serang oleh Tante Tantri, dan dia hampir di gigit di bagian lehernya. Aku melempar batu kepada Tante Tantri dan mengenai kepalanya, yang membuat dia melepaskan cengkeramannya kepada Pemuda itu, Pemuda itu berlari saat masih ada kesempatan. Tante Tantri berusaha mengejarnya tapi Pak Dukun menariknya dan dia balik menyerang Pak Dukun.
"Ayo cepat," ucap Haris, kami masuk ke dalam mobil.
"Ayo cepat jalan," ucapku panik.
"Nin apa mereka mengikuti kita?" tanya Ana.