Ternyata Ari juga tidak apa-apa, dia menghampiriku untuk menolong Ayah. Kami berjalan sambil membopong Ayah, terowongannya sangat gelap sampai akhirnya kita melihat cahaya. Itu tempat pertama kami masuk, kami melihat ada seseorang yang berdiri di sana, kami menyapanya dan bertanya siapa dia, tapi dia malah pergi menembus tanah. Kami kaget untung Ayah tidak melihatnya karena dia sudah lemas, setelah itu aku naik ke atas lebih dulu. Ayahku kesulitan untuk naik walau sudah naik bangku, tapi Ari membantunya dari bawah dan aku menariknya dari atas.
"Ayo Nin aku coba bantu dorong dari bawah," ucap Ari.
"Oke biar aku yang bantu tarik Ayah dari sini," ucapku.
"Ayah kesulitan," ucapnya.
"Ayo ayah pasti bisa, ayo angkat badan Ayah ke atas nanti Nina bantu dengan menarik tangan Ayah," ucapku.