Dengan gerakan secepat kilat, Nevar melompat dan dengan tepat menangkap tubuh Putri Terrisa. Seperti cahaya biru bercampur dengan cahaya putih transparan. Itu adalah aura mereka yang saling bersinergi. Sayangnya aura milik Putri Terrisa perlahan mulai memudar. Fisik Putri Terrisa juga mulai kembali ke wujud semula.
Luka di punggungnya yang cukup parah masih terus mengucurkan darah segar, hingga membuat kedua tangan Nevar basah oleh darah tersebut.
Dengan wajah menahan kesakitan, Putri Terrisa masih bisa melihat wajah tampan Nevar dengan begitu jelas. Menandakan jika kesadaran Putri Terrisa tak berkurang walaupun telah mendapat luka yang cukup fatal.
Begitu mendarat, Nevar langsung melesat, mengambil jarak aman dari musuh yang masih melayang di atas langit.
"Arm Mana–" Suara Putri Terrisa terdengar begitu berat. Walaupun lukanya sangat parah, tapi dia masih tetap memaksakan diri untuk mengolah energi mananya. Sungguh benar-benar menyedihkan.