Tak jauh dari wilayah Alban. Reigan masuk ke dalam sebuah ruang bawah tanah yang menjadi penjara untuk para ras elf putih. Pintu masuknya berbentuk persegi dengan tangga bebatuan yang mengarah ke dalam.
"Selamat datang, Tuan Reigan," ucap dua prajurit yang bertugas menjaga tempat itu.
Mereka berdiri tepat di akhir anak tangga, mengenakan baju zirah dan membawa tombak. Masing-masing juga memiliki pedang yang tersemat rapi bersama sabuknya di punggung mereka.
Reigan hanya mengangguk dan meneruskan langkahnya ke dalam lorong yang minim cahaya. Hanya ada beberapa lentera di setiap sisi pintu kayu ruang tahanan.
Semakin lama, udara terasa semakin pengap. Kadar oksigen yang begitu kecil membuat Reigan mulai berkeringat. Dadanya mulai sesak, tapi dirinya masih bisa menahanya.