Lantas, di mana Hana?
Gadis itu sedang menikmati secangkir kopi di sebuah kedai bernama Sunshine Cafe. Letaknya di sebuah kabupaten di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Banyumas.
Pada dahi dan pipinya terlihat ada bekas luk dan luka yang diperban. Tampak sekali dia sehabis terkena penyerangan. Dia menikmati beberapa camilan juga. Di sana dia meminjam sebuah laptop pemilik kafe yang merupakan teman masa kuliahnya dulu.
"Gimana kamu ngabarin abangmu? Kenapa pula kamu enggak langsung nelepon Bang Hanan aja. Bilang kalau kau lagi di sini."
Hana tersenyum simpul. Bagian dari khimar biru mudanya yang menjuntai ke depan badannya, dia sampirkan. "Enggak seru dong! Aku mesti main-main dulu sama mereka. Lagian, dengan ini aku bisa nyelesaikan novelku."
"Sakit jiwa!" cibir kawannya. Hana tahu itu hanya sekadar candaan belaka.
"Thanks, Hafshah! Nanti namamu aku jadikan dalah satu dari tiga tokoh utama di novelku deh."