Langkah orang itu diselubungi kabut misteri. Jejaknya selalu tersembunyi. Sosoknya kerap hilang di balik bayang-bayang. Dia melangkah sunyi di tengah hutan yang suram.
Setapak demi setapak, kakinya menyibakkan semak-semak dan dedaunan kering. Batang pohon yang tebal menyiratkan kengerian. Jubah hitam kumal menyelimuti tubuhnya.
Orang itu berhenti. Kepala yang tertutup tudung itu menengadah. Ia memerhatikan sekitar sambil menikmati suara angin yang berpadu dengan kelebat dedaunan, seperti suara setan. Terkadang terdengar seperti siulan, lalu melengking, kemudian tiba-tiba berubah menjadi kesunyian yang mematikan. Hutan yang telah dirumorkan tempat setan beranak-pinak.
Lelaki itu tak memedulikan. Ia terus berjalan menuju tempat ritual yang diperintahkan. Dengan tangan kanan menyerat seonggok daging bertubuh manusia. Mayat lelaki yang baru saja ia bunuh dengan keji.
Sambil berjalan, orang itu mengingat kronologis pembunuhan yang telah ia lakukan beberapa jam yang lalu.