Alina terlihat menghela napasnya perlahan, dengan pandangan sepasang manik matanya yang masih terlihat kosong.
"Mungkin, jika aku kehilangan cintaku lagi, aku mungkin akan berhenti mengenal cinta dan hidup bahagia bersama dengan cinta kedua orang tuaku," gumam gadis itu lagi, dengan sebuah senyuman hampa yang terlukis dalam wajahnya.
Dimas terlihat menundukan kepalanya, kemudian menatap ke arah kedua telapak tangannya yang terlihat berkeingat. Dan sepertinya, laki-laki itu jelas mengerti, tentang siapa sosok yang sedang dimaksud oleh Alina, tentang cintanya yang diabaikan dan ditinggalkan dulu oleh dirinya.
"Aku pikir, jika aku meminta maaf atas masalah dulu itu, sudah tidak ada lagi gunanya, bukan?" tanya laki-laki itu kemudian, setelah sekian detik terdiam. Namun, pertanyaan itu seperti bukanlah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan.
