Aaron tertawa ringan, sembari menatap layar ponslenya yang masih menyala, yang ada di dalam genggaman tangannya sekarnag itu.
Sekarang ini, laki-laki itu sedang berada di dalam balkon kamarnya, sembari mendudukan diri pada sofa lembut yang ada di sana. Dengan posisi duduk punggung yang bersandar pada snadaran sofa, kemudian kedua kakinya ynag berada di atas sebuah sofa bulat kecil.
Setelah melakukan panggilan dengan Renata dan membuat gadis itu kesal dan marah, Aaron pun merasa begitu puas. Entah karena alasan apa, tiba-tiba laki-laki itu mudah sekali tertawa, jika sedang berhadapan dnegan suatu hal yang berkaitan dngean Renata, apalagi jika mengenai tentang cara membuat gadis itu merasa marah dan rendah diri, karena apa ynag dia katakan atau perbuat.
Sampai akhirnya, terdengar suara ketukan pintu pada pintu kamar milik Aaorn, yang sepetrinya diketuk oleh sesoernag yang ada di luar sana.
