Tanpa sadar, Renata mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh, saat telinganya mendengar apa yang diucapkan oleh sosok laki-laki yang sedang berdiri tepat di depannya sekarang ini. Gadis itu juga merasa jantungnya berdegup semakin kencang, seiring dengan sesuatu yang terasa menghimpit dadanya sekarang ini.
"Kenapa? Apakah kau tidak mau menjawab pertanyaanku itu, Renata? Apakah kau tidak merindukanku, hmm?" ujar Aaron lagi, dengan sebuah senyuman miring yang terlukis dalam wajah tampannya. Namun, untuk saat ini, wajah tampan milik laki-laki itu terlihat begitu menyeramkan, dalam indera penglihatan milik Renata.
Mendengar pertanyaa itu, Renata pun memberanikan diri untuk mendongakan kepalanya dan menatap sepasang manik berwarna gelap, yang juga sedang menatap ke arahnya sekarang ini.
"A—Aaron …."
Dan nama itu akhirnya keluar dari mulut Renata, dengan kedua bibirnya yang terlihat bergetar.
