Astrid cewek yang tomboy tapi menarik, rambutnya ikal berombak lagi di kepang panjang. Lelaki mana pun kalau melihat dia tak akan karuan hatinya.
Aku-astrid yang saat ini menginjak umur sembilan belas tahun, tepatnya masuk di kuliah jurusan psikologi di tingkat pertama, dan nantinya bakal menyandang gelar sarjana, Astrid hanyalah anak pungut dan atas kebaikan mbak gabriel membiayai kuliahnya.
Terlihat Astrid dengan telaten memberi semangat pada temannya yang tengah dilanda keputusasaan. Ia hampir terjun dari jembatan angker di kota kami. Masih untung suaminya memergoki ulah istrinya yang lagi kalap. Penyakit depresinya kambuh lagi. Berawal dari seringnya mendapatkan tekanan dari keluarga, suami dan lingkungan membuat ririn putus asa tanpa ada yang mau mempedulikannya. Kesedihan diusir dari keluarga dan faktor ekonomi membuatnya tertekan sempat frustasi.
"Penyesalan selalu datang terlambat. Kalau cepat datangnya, namanya pendaftaran, dong," kelakar randy di suatu petang.