Bagas sungguh merasa memiliki kedua anak itu. Caca dan astrid sangat dekat dengannya.
Suatu hari gabriel ada keperluan ke luar kota, demi keperluan bisnisnya, ia menitip kedua anaknya pada bik ipah. Bagas entah kenapa tidak mengantarkan istrinya justru mempunyai kesempatan untuk menjawab teka teki yang se lama ini dia pendamnya.
"Halo sayang? Caca apa kabarmu, nak?"
"Iihh mama gabriel, kapan pulang, ma?" tanya caca dengan mimik wajah sendu.
"Caca yang cantik. Senyum dong!"
"Kalo cemberut terus digigit harimau, ompong,"
"Iya, kayak siapa ompongnya," ledek caca gak mau kalah terus mengganggu mamanya.
"Nak, mba astrid mana?"
"Lagi main games terus, ma!? Caca gak ada kawan main, nih!?" rengek caca sepertinya menyimpan perasaan kecewa.
Sstt...sstt....
Jangan bilang-bilang kecewa, nak!? kalo papa bagas tau jadi sedih.
"Kok anaknya kecewa ya, kayak orang putus cinta, sih!?" Balas gabriel dari seberang sana.
"Oke deh!?"