Aku bergegas menuju rumah sakit, sembari mengejar waktu yang beberapa jam lagi memasuki jam larangan bezuk. Berulang kali ku menghalau kegelisahan ini dengan cara melirik arloji di tangan, menunjukkan tepat pukul 07.00 wib.
Tiba di rumah sakit, aku terus memburui ke ruangan berharap ada waktu sedikit untuk menemui ibu yang kena serangan jantung. Yah, wanita yang mengorbankan hidupnya demi anak tercinta.
"Gabriel! Caca ma siapa di rumah?! Astrid perlu dipantau juga, karena kita baru mengenalnya, sayang?!"
"Iya, mas?!
"Nanti kita pasang CCTV supaya aman, " Ujar mira lagi, untuk mengamankan hati Bagas yang lagi tak karuan.
"Tunggu!" teriak bagas dari kejauhan. Dinding kaca sebagai pembatas antara bagas dan gabriel. Mereka saling melambaikan tangan pertanda mempunyai kedekatan batin. Hari ini ibu akan dipindahkan ke ruangan jantung. Sebuah kabar bahagia teruntuk bagas dan gabriel dapatkan dari informasi petugas medis.