"Bagas, bilang apa tadi? Kok, kalian serius banget?"
Bagas menarik nafas perlahan lalu melepaskannya kembali. Ia berpikir ini kesempatan indah mengutarakan cinta tanpa menyentuh masa lalu yang buram.
Namun, nyali menciut. Bagas belum berani menyatakan cinta apalagi melamar wanita tersebut. Kisah masa lalu menjebak bagas pada lingkaran hitam dan reputasinya hancur.
Walaupun demikian, rasa cinta yang terbelenggu pada wanita ini membuat bagas semangat lagi untuk meraih impian bersamanya. Setelah malam itu, bagas merasakan suatu perbedaan dalam dirinya. Ia sangat kehilangan jati diri sebagai lelaki penjantan tangguh. Ia tak bisa melupakan malam-malam kehangatan bersama bayangan gabriel.
Nafas bagas naik turun menahan amukan naluri kelaki-lakian yang tak bisa diajak kompromi. Semakin ditahan, kian meronta dari tempat persembunyiaannya.