Kenapa, sih! Senang menolak setiap papa bagas ajak makan makan?" tandas Bagas, menanyakan kembali alasan anak anak urung bersamanya. Jadi bagas gak perlu bolak balik atau pun anak-anak yang was-was sampai kepikiran sang papa hayalannya
Bagas yakin, anak-anak takut kehilangan papanya," imbuhnya lagi.
"Papa bagas sayang!? Kapan kami pernah nolak ajakan, papa? justru kami sedang berdoa berharap lelaki yang sedang berada di hadapan, kini segera mengajak dan jangan.pergi menjauh lagi," balasnya tanpa rasa malu-malu terus membeberkan perasaannya tanpa sadar mencurahkan bersisa lagi.
Bagas berbalik menggenggam tangan bebas dengan erat, mengusap lembut rambut halus, mengangkat dagu hingga pandangan mereka beradu, membuat jantung audrey berdetak tidak karuan.
"Gegas, pulang ke rumah sayang!
Arloji yang dipakainya sudah menunjukkan pukul 16.00, ini sudah kesorean. Daniz segera bangkit dari tempat tidur, lalu bergegas ke kamar mandi menunaikan rutinitas hariannya.