Hari itu tepat jam dua belas siang hari saat matahari menuju sepenggalah bumi, Audrey menarik nafas untuk terakhir kalinya dengan tersenyum pias ia sudah terlebih dulu mempersiapkan diri, dengan melipatkan kedua tangannya di dada dan kaki yang lurus dirapatkan seperti posisinya menghadap pada sang khalik.
Kepergian Audrey selamanya menaut luka mendalam pada orang orang yang di tinggalkan. Mereka menangis sejadi jadinya. Rasanya air mata begitu mudah dikucurkan sebanyak banyaknya.
Bagas sangat menyesali kejadian tersebut, tetapi tidak ada pilihan lain dalam hidupnya. Ia merasa benar dengan tindakan yang telah diambilnya. Hanya bumer yang berusaha mencari-cari kesalahan Audrey dan daniz untuk menutupi kelicikan yang pernah ia perbuat.
Kasian bik rum, dijadikan kambing hitam oleh bumer serta dihasutnya ke keluarga yang lain. Tetapi dasar bumer tidak ada yang benar-benar percaya kepergian audrey selamanya karena ulah bik rum.