Bagas tidak punya pilihan lagi sayang. Ia sungguh harus membantu perusahaan dengan cara mengurus permasalahan di luar kota. Tolong dimengerti, sayang," ciuman maaf mendarat di kedua pipi Audrey.
"Heiii ... Bu! kok malah melamun sih, Tak baik ibu melamun di siang hari. Iihh, kerjanya melamun aja."
Ayo, tersenyum bahagia dong," nyerocos bik rum, ngasal.
Matahari sudah sepenggalah, menyengat tubuh ini membakar semangat gerak. Dia menikmati cumbuan mentari dengan kehangatan membara.
"Bu audrey...?
"Kemana aja, sih! kangen rasanya, lama tak berjumpa. Gak pernah jalan jalan di taman lagi?" tegur tetangganya dengan senyum nakal.
Iya pak.
"Apakabar istrinya, apa udah lahiran baby?"
Ouhh...
Jangan ditanya, makin cerewet terus. Kena teror terus bapak di rumah. Sejak, istri hamil ia cepat emosi dan gak sabaran banget. Malam malam ngidam yang aneh aneh kalau gak di turutin bisa nangis kayak kuntilanak, loh. Hihiii....ngeri bu.
"Apakah ibu pernah seperti itu?"
"Gak ahh!"
