Daniz cowok menarik yang menggetarkan, rambutnya ikal berombak kerap di ubek ubek seperti sarang burung. Wanita mana pun kalau melihat dia tak akan karuan hatinya.
Aku-Daniz yang saat ini menginjak umur sembilan belas tahun, tepatnya masuk di kuliah jurusan kedokteran dan bakal menyandang gelar sarjana. Mama audrey adalah sosok yang paling menyayangi daniz. Mereka terlihat dengan telaten memberi semangat pada daniz dan caca yang kerap dilanda keputusasaan. Maklumlah anak remaja yang masih mencari jati dirinya.
"Penyesalan selalu datang terlambat. Kalau cepat namanya pendaftaran, dong," kelakar daniz di suatu petang.
Daniz semakin dekat dengan caca bagaikan adik kakak yang tak dapat di pisahkan.
Percikan gerimis hujan mengingatkan daniz pada saat itu anak-anak berlarian dengan telanjang dada menikmati masa kanak-kanak yang begitu polos. Aroma petrikor membangkitkan hawa menyesapkan mengenang kisah masa kecil dulu semakin abai.