Lihat saja, Mas, daniz akan sukses setelah ini. Akan kubuktikan pada keluargamu, kalau anak yang selalu dihina, direndahkannya suatu saat akan menjadi permata yang terus bersinar. Kami akan membungkam mulut kalian dengan kesuksesan. Saat itu, bersiaplah untuk menyesal!" gumam audrey penuh semangat.
"Halaahh, mimpimu ketinggian, drey!
"Awaas nanti kalau jatuh kena batunya. Iihh sakit!" ejek bagas mencibirkan mulutnya sembari memonyongkan mulut berbentuk angka nol.
Hei, hei!
Itulah kamu masih berpikiran primitif, sejak dulu.
Bermimpi itu tidak dilarang dan bahkan bukan sebuah kriminal yang ditakutkan.
"Raihlah mimpi, maka akan terwujud," cetusnya pada daniz yang sedari tadi menyelesaikan PR matematikanya.
"Semangat ... Semangat, nak!? Abaikan yang menjatuhkan atau membunuh karaktermu, sayang!" kata kata mama sebagai pendongkrak semangatnya dalam berusaha dan berdoa agar tercapai cita citanya.