Suster apakah ada yang mau adopsi anak saya? kami sekeluarga malu punya anak cacat," balas sang suami dengan jujur sembari berkata curhat.
Mendengar begitu ekstrem pertanyaan orang tua bayi, suster kepala agak sungkan membahas di ruangan yang masih lalu lalang perawat junior lainnya. Untuk menjaga privacy pasien ia mengajak masuk ke ruang dokter jaga sekaligus konsul.
"Pak! mari ikut saya." Suster kepala dengan ramah memasuki sebuah ruangan konsul diikuti oleh pasangan muda itu.
Sekeliling terasa adem dengan hembusan Air conditioning di angka enam belas derajat celcius.
"Silahkan duduk."Suster menarik kursi lalu menyilahkan keduanya duduk.
"Maaf, sebelumnya!"
Mohon izin untuk menjelaskan sedikit tentang situasi yang tidak mengenakkan ini, ibu dan bapak, saya ingin menjelaskan tentang kondisi anaknya.
"Begini ya," jelas suster kepala sedikit rada serius.