Astrid masih menyimpan emas emas batangan itu. Ia belum berani mengatakan sejujurnya pada suaminya. Malam itu ia terhanyut pada alunan musik yang sangat romantis. Keduanya berpelukan mesra dan bahagia
Yang dipeluk berusaha merapatkan diri dengan suaminya. Tak dapat dipungkiri bayang bayang lelaki yang telah mengacaukan rumah tangganya selalu terlintas di benak dan mengganggu psikis dari astrid.
"Mas Randy tetaplah bersama astrid meskipun banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi bersamanya. Jangan pergi, ya sayang!!," mohonnya dengan penuh harap.
Seketika tawa randy lepas. Dia tertawa geli sampai mengeluarkan air mata. Dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi resto sembari menyeka sudut matanya yang mengembun. Lambat laun gelak tawanya berhenti.
Tatapan astrid begitu sendu, teringat akan kesalahan dan kekhilafannya dulu. Dia terus didera oleh kesalahan kesalahan yang fatal.
Sayaangg ... Sayaangg!
