Laki-laki ini masuk walau pun langkahnya sejenak terhenti karena ragu. Kesedihan seolah melandanya begitu hebat ketika mengingat kenangannya beberapa hari yang lalu.
Ia menyalakan lampu sehingga cahaya menerangi seluruh ruangan yang terlihat mewah itu.
Kini dengan langkah yang pelan ia menuju pintu kamarnya dan Aurelie, ia masuk dan kembali menyalakan semua lampu yang sedari tadi belum menyala di kamar itu.
Matanya menatap ke setiap sisi, menilik dan mengingat beberapa kenangan singkatnya di rumah itu. hingga tangisnya kembali pecah ketika ia menatap pada ranjang dan nampan sarapan dengan makanan basi di atas sana.
"Dia tidak makan dari kamarin rupannya, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri."
Pria ini duduk di pinggiran tempat tidur yang kosong dan dingin. Napasnya terasa sesak ketika mengingat kenangan-kenangan yang bergentayangan di dalam kepalanya.
Hembusan napasnya begitu berat, siku tertumpu di lutut, dengan remasan erat pada rambutnya yang berwarna hitam.